Penyadapan Tanaman Karet



Karet merupakan salah satu jenis tanaman banyak diusahakan di daerah tropis seperti Indonesia. Berdasarkan data statistik Indonesia, karet memegang peranan yang penting bagi perekonomian karena sumbangan yang besar terhadap devisa Negara dan banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan karet.

Meskipun hasil karet di Indonesia cukup tinggi bahkan menjadi pengekspor ketiga setelah Malaysia dan Thailand, namun kualitas karet Indonesia masih kurang baik terutama karet yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hasil karet adalah penyadapan.

Penyadapan pada dasarnya mengambil atau memanen hasil karet yang berupa getah atau lateks dengan cara melukai ( memotong atau menyobek ) pembuluh lateks yang ada di kulit tanaman karet sehingga lateks yang ada keluar. Pada dasarnya semua bagian tanaman karet mempunyai pembuluh lateks sehingga dapat menghasilkan lateks, tetapi karena bagian tanaman karet yang paling besar dan mudah dijangkau adalah batang pohon maka penyadapan hanya dilakukan pada kulit batang pohon karet saja. Dengan demikian maka batang pohon karet merupakan investasi yang penting karena dari batang pohon itulah akan diperoleh hasil.

Penyadapan dilakukan bukan untuk tujuan jangka pendek, tetapi untuk tujuan jangka panjang. Penyadapan dilakukan untuk mendapatkan hasil lateks dalam jumlah optimal dan tanaman mempunyai masa produktif yang lama. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penyadapan harus dilakukan secara baik dengan memperhatikan berbagi aturan atau norma yang ada.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, tanaman karet sebaiknya mulai disadap pada umur 5 – 6 tahun dan mempunyai lilit batang 45 cm pada ketinggian 100 cm diatas permukaan tanah ( apabila tanaman berasal dari biji ) atau diatas pertautan okulasi / kaki gajah ( apabila tanaman berasal dari bibit okulasi ). Hal didasarkan pada umur tersebut jumlah pembuluh lateks sudah cukup banyak sehingga hasil yang diperoleh akan lebih banyak. 

Pada dasarnya penyadapan dapat dilakukan dengan beberapa metode, tetapi yang paling banyak dilakukan dengan menggunakan metode penyayatan karena hasil yang diperoleh cukup tinggi dan secara teknis mudah dilakukan. Aturan-aturan penyadapan tanaman karet meliputi ketinggian, arah dan kemiringan, panjang irisan, kedalaman, ketebalan dan waktu penyadapan serta penggunaan stimulansia.

Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap banyaknya lateks yang diperoleh adalah waktu penyadapan karena berhubungan dengan tekanan turgor sel dan metode penyadapan. Dibawah ini kita anakan melakukan sebuah praktek dengan tujuan mengetahui metode dan memahami norma-norma penyadapan tanaman karet dan mengetahui pengaruh waktu penyadapan terhadap hasil lateks.

METODOLOGI

A. Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan adalah batang pohon karet, sedangkan alat yang diperlukan adalah pisau sadap, mistar / penggaris, sigmat, quadric atau paku, mal sadap, talang sadap, dan mangkuk sadap.

B. Metode
Penelitian ini dilakukan di green house dengan melakukan penyadapan pada waktu yang berbeda yaitu jam 06.00, 10.00 dan 14.00 dan dengan ketebalan 1,0 , 1,5 , 2,0 cm.

C. Cara kerja
  1. Siapkan / pilihlah sebuah batang pohon karet sepanjang 3 m dengan ketentuan sudah berumur minimal 5 tahun dan mempunyai diameter batang 45 cm pada ketinggian 100 cm.
  2. Ukuran diameter batang pohon karet tersebut menggunakan mistar dan bagilah menjadi dua bagian yang sama.
  3. Buatlah gambar bidang sadap dengan cara membuat torehan ke atas-bawah pada kulit batang pohon karet tersebut menggunakan quadric atau paku yang runcing sehingga terlihat gambar bidang sadapnya.
  4. Ukurlah titik sadap pembukaan ( sadap yang dilakukan pertama kalinya ) menggunakan mistar pada ketinggian 130 cm di atas tanah apabila tanaman berasal dari biji atau diatas pertautan okulasi apabila tanaman berasal dari bibit okulasi.
  5. Buatlah gambar kemiringan sadap menggunakan mal sadap dengan sudut 45° dari bidang horizontal.
  6. Buatlah gambar arah dan kemiringan sadap menggunakan quadric atau paku dengan cara menorah kulit batang pohon karet dari titik sadap pembukaan kea rah kanan bawah sepanjang setengah lingkaraan atau sampai garis torehan bidang sadap.
  7. Bersihkan kulit batang pohon tanaman karet dari berbagai kotoran yang dapat mengganggu proses penyadapan.
  8. Pasanglah talang sadap pada ujung bawah gambar bidang sadap ( di garis torehan bidang sadap ) serta mangkuk sadap 10-15 cm dibawah talang sadap.
  9. Lakukan penyadapan mulai dari titik sadap pembukaan dengan cara menyayat kulit batang pohon dengan menggunakan pisau sadap dengan kedalaman 0,5-1,0 dan 2,0 cm.
  10. Lakukan penyadapan tersebut pada waktu yang berbeda yaitu jam 06.00, 10.00 dan 14.00 dengan ketebalan 1,0 ; 1,5 dan 2,0 cm
  11. Amati dan hitung jumlah lateks yang keluar selama beberapa menit.
Pengamatan dan Analisis Data

Pengamatan dilakukan terhadap 2 perlakuan penggoresan kulit karet dengan ketebalan 1cm dan 2cm dengan 4x ulangan dengan berat lateks : ulangan 1 : 28,5 g, ulangan 2 : 24 g, ulangan 3 : 5,6 g, ulangan 4 : 13,7 g dan 2 cm dengan 4x ulangan dengan berat lateks : ulangan 1 : 27,9 g, ulangan 2 : 48,1 g, ulangan 3 : 8,2 g, ulangan 4 : 19 g

HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN


Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan di green house penyadapan pada batang karet, goresan dilakukan dari kiri atas ke kanan bawah, sudut 45° dari datar. Apabila Kedalaman sadapan semakin dalam maka pembuluh akan terpotong banyak dan lateks semakin banyak.Apabila penyayatan terlalu dalam maka akan merusak kambium, rekomendasi penyayatan adalah : 0,5–1,0 mm dari kambium. 

Dalam praktikum yang dilaksanakan dilakukan penggoresan batang karet dengan ketebalan 1 cm dengan 4x ulangan dengan berat lateks : ulangan 1 : 28,5 g, ulangan 2 : 24 g, ulangan 3 : 5,6 g, ulangan 4 : 13,7 g dan 2 cm dengan 4x ulangan dengan berat lateks : ulangan 1 : 27,9 g, ulangan 2 : 48,1 g, ulangan 3 : 8,2 g, ulangan 4 : 19 g dengan waktu penyadapan pada siang hari, seharusnya waktu penyadapan yang baik adalah jam 5.00 – 7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
  1. Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel
  2. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang
  3. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terang
Lateks adalah getah seperti susu dari banyak tumbuhan yang membeku ketika terkena udara. Ini merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap memperhatiakan faktor kesehatan tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara optimal dan dalam waktu yang lama (Siregar, 1995). 

Dalam praktiknya untuk kelangsungan produksi, hal yang sangat mendasar adalah di dalam pemulihan bidang sadap. Agar bidang sadap dapat kembali pulih tentu ada yang dipelukan di dalam penyadapanya. Menghindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena kekeringan alur sadap adalah salah satu cara agar bidang sadap dapat kembali pulih dan pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit (Santosa, 2007 )

KESIMPULAN
  1. Metode yang sering digunakan yaitu metode sadap sayat karena lebih mudah dalam pengaplikasiannya, Metode sadap sayat yaitu sadap yang dilakukan dengan mengiris / menyayat kulit batang sehingga pembuluh lateks terpotong. Norma – norma penyadapan juga harus diperhatikan karena dapat juga mempengaruhi kualitas dan jumlah lateks.
  2. Metode sadap sayat sangat berpengaruh terhadap jumlah lateks, dan waktu yang bagus untuk penyadapan yaitu pada pagi hari antara jam 5.00 – 7.30 pagi.
Seharusnya waktu penyadapan harus diperhatikan, karena waktu yang baik untuk menyadap adalah pada pagi hari, pada praktikum yang dilakukan pada siang hari sangat berpengaruh pada jumlah lateks yang dihasilkan.yaitu sangat sedikit jumlah lateks yang dihasilkan.

0 Komentar: