Analisis Usaha Budidaya Sawi Pakcoy



Ide pokok yang mendasari pendirian usaha ini adalah adanya keinginan untuk memperoleh penghasilan sendiri dan mencapai jaminan stabilitas keuangan personal, sehingga tidak tergantung kepada orang lain dan dapat diri menjadi lebih produktif. Hal tersebut oleh semakin tingginya tingkat kompetisi dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga yang dibutuhkan atau meningkatnya jumlah perusahaan tidak sebanding dengan banyaknya calon tenaga kerja. Apabila peluang usaha hanya didapat dengan mengandalkan lowongan-lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan atau institusi pemerintah, mak kemungkinan untuk menjadi tenaga kerja untuk perusahaan atau instansi pemerintah tersebut sangat kecil. Usaha budidaya sawi pakcoy ini lebih dipilih karena didukung pula oleh keterampilan yang dimiliki dalam budidaya sawi pakcoy dan pemanfaatan sawi untuk diolah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi konsumen dalam bentuk pembuatan sayur atau camburan bakso, hal ini dikarena apabila hanya menghandalkan pengetahuan saja, maka aplikasi usaha akan lebih sulit dilaksanakan dengan baik.

Tanaman sawi bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk di-kembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi serta adanya peluang pasar internasional yang cukup besar. Pengem-bangan budidaya sawi mempunyai pros-pek baik untuk mendukung upaya pe-ningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pening-katan pendapatan negara melalui pengu-rangan impor dan memacu laju per-tumbuhan ekspor. Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara lain di-tunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut, Di samping itu, umur panen sawi relatif pendek dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai. tetapi tanam-an yang dihasilkan umumnya masih menggunakan pupuk anorganik sehingga belum berorientasi pada produk organik yang harganya cukup mahal.

Disamping kemudahan dalam proses budidaya, sayur sawi juga banyak dijadikan sebagai peluang bisnis karena peminatnya yang cukup banyak. Permintaan pasarnya juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian sangat kecil.Dari sisi ekonomi usaha budidaya sawi pakcoy yang menggunakan polybag bisa lebih nilai jualnya bisa sedikit naik, karena dilihat dari pengolahan dan budidaya harus lebih teliti supaya hasilnya bagus.

Beberapa jenis sawi yang saat ini cukup popular dan banyak dikonsumsi masyarakat, antara lain sawi hijau, sawi putih dan sawi pakcoy atau caisim. Dari ketiga jenis sawi tersebut, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan petani saat ini. Batang dan daunnya yang lebih lebar dari sawi hijau biasa, membuat sawi jenis ini lebih sering digunakan masyarakat dalam berbagai menu masakan. Hal ini tentu memberikan prospek bisnis yang cukup cerah bagi para pengusaha sawi pakcoy, karena permintaan pasarnya cukup tinggi.

Untuk membudidayakan sawi pakcoy, sebaiknya pilih daerah yang memiliki suhu 15-30° celcius, dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan. Sehingga tanaman ini cukup tahan untuk dibudidayakan di dataran rendah. Tahapan budidaya sawi pakcoy di dataran tinggi dan di dataran rendah juga tidak terlalu berbeda, yaitu meliputi penyiapan benih, pengolahan lahan, teknik penanaman, penyediaan pupuk tahapan budidaya sayur sawi pakcoy yang dapat membantu Anda.

Sawi pakcoy, yang beberapa daerah disebut sawi hijau atau sawi caisin, merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Sawi tergolong marga Brassica, yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Melihat geografis Indonesia sangat tepat sebagai sentra tanaman sayuran diantaranya adalah sawi. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga layak untuk diusahakan di Indonesia. tanaman yang banyak dikonsumsi langsung penduduk pedesaan ini memiliki peran strategis sebagai bahan baku industri pangan di dalam negeri dan komoditas ekspor. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).(Anonim, 2006).

Peluang Usaha
Untuk peluang usaha sawi dewasa ini sangat prospektif dimana banyaknya permintaan dari para konsumen sehingga merupakan peluang besar bagi para petani atau yang mau mengusahakan tanaman sayuran khusunya tanaman sawi.

Aspek Pengembangan
Bila diusahakan secara profesional budidaya sawi sangat perspektif untuk dikembangkan mengingat dari banyaknya permintaan dari masyarakat. Mengingat pentingnya sayuran untuk kesehatan sehingga permintaan akan sayur terus meningkat namun peluang ini belum mampu dimanfaatkan secara maksimal mengingat kendala yang dihadapi dilapangan diantaranya musim yang tidak menentu, luas lahan yang semakin sempit akibat dari konfersi lahan serta faktor lainnya. Namun ini semua bukan menjadi halangan untuk mengembangkan usaha sawi mengingat banyaknya teknologi yang tidak membutuhkan lahan yang banyak untuk buididaya tanaman khususnya sayuran.

TEKNOLOGI BUDIDAYA

Rencana kegiatan teknis pelaksanaan
Pada rencana awal pelaksanaan produksi dilaksanakan di Green House lahan milik Fakultas Pertanian UMY pada jadwal yang telah ditentukan dengan alasan tempat budidaya tidak jauh dari kos-kosan kami dan penghematan pengeluaran biaya transportasi, selain itu juga tidak ada keterikatan waktu dalam proses pengolahan sampai dengan panen.

Realisasi
Karena saat dilaksanakan di green house lahan milik Fakultas Pertanian UMY hasil produksi sangat maksimal, maka tempat produksi budidaya sawi dengan alasan peralatan dilahan Green House Fakultas Pertanian UMY dengan alasan peralatandi Green House lebih lengkap dan memadai sehinnga hasilnya bisa maksimal.

Sebenarnya dengan menggunakan Green House Fakultas Pertanian UMY kami mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan peralatan Green House hasil produksi kami bisa maksimal dan terjual laris dipasarkan.

SISTEM USAHA

Sistem Permodalan
Modal awal diperoleh dari iuran tiap anggota kelompok yang perorangnya Rp90.000. karena ada 3 orang makan modal awal yang terkumpul sebesar Rp 270.000 yang digunakan untuk membeli persediaan budidaya sawi, menyewa peralatan dan lahanan perjanjian. Tetapi dengan perjanjian bila modal kurang kita iuran lagi, seiring berjalannya waktu dan produksi mulai menghasilkan kami tidak merasa kekurangan modal bahkan untuk biaya produksi dan pemasaran.

Bagi Hasil/Keuntungan
Karena anggota kami beranggota tiga orang maka kami membagi keuntungan masing-masing 30,33% setiap orangnya dari hasil penjualan dan keuntungan yang kami peroleh. Dari hasil tersebut dapat diperoleh keuntungan dari masing-masing anggota kelompok Rp. 48.000 dari jumlah modal yang telah dikeluarkan. Usaha sawi bila dikelola secara profesional akan menghasilkan keuntungan yang optimal. Hal ini terlihat dari BC Ratio 3,27 sehingga sangat layak untuk diusahakan. 

TATA NIAGA PRODUK

Rencana
Pemasaran awalnya ingin dilaksanakan :
  • Pasar Gamping
  • Rumah makan
  • Ibu rumah tangga
  • Warung-warung sekitar tempat produksi
  • Kos-kosan
Realisasi
Produk sawi yang dihasilkan tidak dipasarkan tetapi diasumsikan produk ini laku terjual semua 80 ikat sawi segar.

ANALISIS FINANSIAL
Pada umur 40 hari dapat dilakukan panen pertama dan kedua yang dapat menghasilkan panen pertama 180 batang dan panen kedua 140 batang  sawi segar, yang nantinya menjadi 72 ikat sawi segar yang setiap ikatan 5 batang. 

Analisis penerimaan dan keuntungan
Penerimaan 1 kali penjualan = jumlah produksi yang terjual x harga
= 72 x Rp 2.000
= Rp 144.000
Keuntungan 1 kali penjualan = penermiaan 1 kali penjualan – total biaya produksi
= Rp144.000– (34.000+10000)
= Rp 100.000

Analisis BCR
Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya sawi yang di jalankan, maka BCR (Benefit Cost Ratio) > 1. Berdasarkan perhitungan penerimaan yang total biaya variabel 1 kali panen maka BCR usaha budidaya sawi.

Benefit cost ratio (B/C)
B/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp.144.000: Rp 44.000 = 3,27

Nilai BCR adalah 3,27 >1 maka usaha ini layak diusahakan.
Feaibility (Break Event Point)

BEP Harga = Total Biaya produksi
Harga
= Rp 44.000,-
  Rp   2.000,-
= 22 ikat sawi

Artinya titik impas usaha diperoleh saat dihasilkan 22 ikat sawi segar.

BEP Produksi = Total Biaya produksi
          Jumlah Produksi
= Rp 44.000
         72 Ikat
= Rp 600  / ikat

Artinya titik impas usaha diperoleh pada harga Rp 600 /batang.

Pada umur 40 hari dapat dilakukan panen pertama dan kedua yang dapat menghasilkan panen pertama 240 batang dan panen kedua 180 batang  sawi segar, yang nantinya menjadi 80 ikat sawi segar yang setiap ikatan 5 batang.

Analisis penerimaan dan keuntungan
Penerimaan 1 kali penjualan = jumlah produksi yang terjual x harga
= 84 x Rp 2.700
= Rp 226.000
Keuntungan 1 kali penjualan = penermiaan 1 kali penjualan – total biaya produksi
= Rp 226.000 – (58.000+10.000)
= Rp 158.000

Analisis BCR
Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya sawi yang di jalankan, maka BCR (Benefit Cost Ratio) > 1. Berdasarkan perhitungan penerimaan yang total biaya variabel 1 kali panen maka BCR usaha budidaya sawi.
Benefit cost ratio (B/C)
B/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp.226.000 : Rp 68.000 = 3,32
Nilai BCR adalh 3,32 >1 maka usaha ini layak diusahakan.

Feaibility (Break Event Point)
BEP Harga = Total Biaya produksi
Harga
= Rp 63.000,-
    Rp   2.700,-
= 23 ikat sawi
Artinya titik impas usaha diperoleh saat dihasilkan 23 ikat sawi segar.
BEP Produksi = Total Biaya produksi
       Jumlah Produksi
= Rp 68.000
     84 Ikat
= Rp 750  / ikat
Artinya titik impas usaha diperoleh pada harga Rp 750 /batang.

PEMBAHASAN

Dalam produksi budidaya sawi tidak memerlukan biaya besar. Proses pemasarannya tidak sulit, karena permintaan banyak baik dari konsumen yang dekat dengan tempat budidaya maupun pasarnya sendiri. Jadi dalam satu kali produksi biaya yang kami keluarkan hanya Rp. 63.000 dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 226.000

Dilihat dari perhitungan BEP harga dan produksi diatas diketahui bahwa produksi minimal yang harus kami penuhi adalah sebanyak 23 ikat sawi segar agar tidak mengalami kerugian. Dan harga produksi sawi adalah Rp 750/ikat agar kami tidak mengalami kerugian dan menutupi biaya dikeluarkan. Dan kami mampu memproduksi sebanyak 84 ikat sawi dengan pendapatan Rp 226.000.

Karena pendapatan yang kami peroleh dari penjualan lebih besar dari BEP harga dan BEP produksi maka usaha ini kami anggap layak untuk diusahakan. Keuntungan yang kami peroleh Rp 153.000 dalam satu kali produksi. Jika kami menginginkan keuntungan lebih besar maka kami harus menambah luas lahan sehingga keuntungan tercapai.

KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan

  • Bahwa usaha budidaya sawi ini bisa diusahakan secara baik dan kontinyu yang memiliki prospek cukup baik dan menghasilkan keungungan.
  • Modal usaha budidaya ini yang kami keluarkan untuk budidaya hanya Rp. 63.000 dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 226.000. dapat diketahui keuntungan diperoleh sebesar 158.000 dalam satu kali produksi dapat memproduksi sebanyak 84 ikat sawi segar. 
Saran

  • Usaha ini jika diusahakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan prosfek keuntungan yang besar.
  • Dalam perawatan sawi lebih diperhatikan secara penanaman, perawatan sampai dengan pemanenan.

2 komentar: