Kebutuhan akan pupuk dalam dunia pertanian cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dalam satu kali penanaman, petani padi rata-rata membutuhkan 400 kg urea per Ha. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik yang tipis, meningkatkan jumlah kebutuhan pupuk. Padahal, di masa sekarang kandungan bahan organik lahan pertanian di Indonesia rata-rata tinggal 2%. Hal ini berbeda dengan era 70-an ketika kandungan organik di lahan masih tinggi (5%), para petani cukup menggunakan 200 kg urea per ha.
Kandungan unsur makro dalam pupuk organik relatif kecil, itulah sebabnya untuk memenuhi kebutuhan tanaman, para petani membutuhkannya dalam jumlah yang sangat besar. Contoh, 1 kg Urea mengandung 46% nitrogen. Artinya, jika petani memerlukan 200 kg Urea, maka kandungan nitrogen 92 kg. Untuk memperoleh kadar nitrogen yang sama, diperlukan 9.200 kg (9,2 Ton) pupuk organik.Hal tersebut terjadi sebab dalam 1 kg pupuk organik hanya terkandung 1-2% nitrogen. Maka dari itu jika para petani mengganti pupuk anorganik menjadi organik, biasanya hasil produksi akan menurun. Akan tetapi jika keduanya dikombinasikan, hasilnya justru akan lebih bagus.
Untuk pupuk anorganik biasanya tanaman akan langsung menyerapnya. Wajar bila tanaman cenderung lebih subur dan lebih cepat tumbuh. Dengan catatan jika kondisi tanah di tempat budidaya masih sehat. Sehat dalam artian aerasi, kelembapan, porositas dan faktor pendukung pertumbuhan tanaman lainnya masih bagus.
Sebaliknya tanaman menyerap pupuk organik secara perlahan-lahan. Meskipun kinerja pupuk organik yang bersifat lambat, tetapi lebih menyehatkan bagi tanaman dan lingkungan. Terkadang pupuk yang diaplikasikan sekarang baru berdampak pada musim tanam berikutnya. Itu karena mikroorganisme memerlukan waktu untuk mengurai pupuk organik tersebut. Akan lebih baik lagi jika petani mengomposkan pupuk organik sebelum melakukan pemupukan.
Tujuan dari pengomposan adalah untuk mendekomposisi bahan pupuk organik agar lebih terurai di dalam tanah. Semakin keras bahan pupuk, semakin lama pula proses dekomposisi. Misalnya, cacahan batang pisang, perlu 4-5 bulan untuk terdekomposisi dengan baik. Sementara bahan-bahan lunak seperti dedaunan lebih cepat membusuk. Untuk mempercepat proses dekomposisi bisa dengan cara mekanis seperti mencacah bahan, menambah mikroorhanisme tertentu (biologis), dan pemberian air (kimiawi).
Pemberian pupuk organik yang belum matang ke tanaman mengakibatkan proses dekomposisi terjadi didalam tanah, akibatnya panas yang dihasilkan melalui proses penguraian justru mematikan tanaman yang masih muda. Selain itu, saat proses dekomposisi terjadi perebutan unsur nitrogen antara mikroba yang mengomposkan dengan tanaman yang dipupuk. Itu menyebabkan tanaman kekurangan nitrogen dan berwarna kuning.
Kelebihan lain pupuk organik ialah akar tanaman akan jadi lebih mudah menyerap air dan hara. Itu karena pupuk organik memberi makan kepada mikroba dalam tanah. Aktifitas mikroba itu membuat tanah gembur sehingga aerasi dan porositas tanah pun bagus. Akar tanaman dapat tumbuh leluasa dan mampu dengan mudah menembus tanah. Akibatnya, proses penyerapan air dan hara lebih lancar. Selain itu, beberapa jenis mikroba juga menghasilkan hormon pertumbuhan yang dibutuhkan tanaman.
Pada tanaman yang hanya diberi pupuk anorganik, perakaran cenderung pendek akan tetapi tanaman gemuk sehingga mudah roboh. Pupuk anorganik tidak mengandung unsur silika yang berfungsi mengeraskan dinding sel batang tanaman. Dampaknya tanaman akan lebih mudah terserang hama dan penyakit.
Bahan baku pupuk organik yang berbeda mengindikasikan kandungan hara yang berbeda. Kadar nitrogen pupuk organik berbahan kotoran ayam misalnya, paling tinggi dibanding kotoran ternak lain. Sama halnya dengan pupuk berbahan daun hijau yang juga kaya akan kandungan nitrogen. Pupuk organik kotoran kambing mengandung nitrogen rendah, tetapi fosfor dan kalium tinggi. Begitu juga pupuk berbahan daun kering dan batang pisang. Ketiganya cocok untuk wortel. Sementara pupuk organik asal jerami mengandung nitrogen sedang, silika dan kalium tinggi. Pupuk tersebut cocok digunakan untuk kedelai, kacang polomh dan tanaman kacang-kacangan lainnya. Untuk menyempurnakan kandungan hara pupuk organik, sebaiknya dilakukan pencampuran berbagai bahan baku dengan formulasi tertentu.
0 Komentar: