Budidaya Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)




PENDAHULUAN
Tanaman tomat merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak digunakan selain rasanya segar yang sesuai dengan selera banyak orang, tanaman ini juga banyak mengandung vitamin (vitamin A dan C) yang berguna bagi kesehatan manusia. Varietas yang saat ini dikembangkan oleh petani terdiri dari berbagai macam baik yang merupakan tomat unggulan nasional maupun introduksi dari luar negeri, selain itu juga ada jenis lokal yang telah beradaptasi dan mempunyai produksi tinggi. Beberapa jenis tanaman tomat adalah:
-          Tomat apel, bentuk buahnya bulat, kompak, sedikit keras, seperti buah apel diantaranya: varietas iman, varietas ratna, dan lain-lain.
-          Tomat biasa, buahnya bulat pipih, lunak, bentuknya tidak teratur dan sedikit beralur dekat tangkai, contohnya: varietas porselen, dan sebagainya.
-          Tomat kentang, bentuknya bulat besar, padat, hanya lebih kecil dari tomat apel.
-          Tomat keriting, bentuk buah agak lonjong, keras, daunnya berkeriting berwarna hijau kelam.
-          Tomat introduksi, yakni varietas tomat yang berasal dari luar negeri, contohnya: varietas kingkong (Taiwan), berbuah besar, rasa manis, dan tahan lama, dan berbagai varietas lainnya.

SYARAT TUMBUH
Syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman tomat adalah:
Ø  Cocok ditanam di dataran rendah dan tinggi (tergantung varietas);
Ø  Tanah yang subur dan gembur dengan drainase;
Ø  Kemasaman tanah (pH) 5-6;
Ø  Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun pada musim hujan yang tinggi tanaman mudah terserang penyakit, buah gugur dan pecah-pecah.


PEMBIBITAN
Pada umumnya petani menanam tomat dengan disemai terlebih dahulu. Persemaian menggunakan media yang subur dengan campuran tanah dan pupuk kandang/kompos 1 : 1. Persemaian menggunakan atap agar terlindung dari hujan tetapi tetap mendapatkan penyinaran sinar matahari. Biji tomat ditaburi dengan cara alur dan ditutup dengan lapisan tanah yang tipis. Untuk 1 Ha diperlukan benih tomat 300-400 gram. Setelah 12-14 hari, tanaman dipindahkan ke koker yang telah disiapkan. Setelah tanaman di koker berumur 3-4 minggu, bibit siap untuk ditanam di kebun.  

PENYIAPAN LAHAN
Lahan disiapkan, dibersihkan dan diolah dengan cangkul sedalam 20-30 cm, pada lokasi yang sering tergenang maka sebaiknya dibuatkan bedengan dengan lebar 1 m, panjang 5 meter dan tinggi bedengan 15 cm. Jarak antara bedengan 40-50 cm. Pada saat pengolahan tanah sebaiknya diberikan pupuk kandang/kompos yang sudah masak dengan dosis 30-40 kg/10 m2.

PENANAMAN
Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan jarak 60 x 70 cm. Bila diberikan pupuk dasar maka setiap lubang tanam dimasukkan pupuk kandang/kompos sebanyak 1-2 Kg. Bibit yang akan ditanam sebaiknya disiram lebih dahulu untuk menghindari tanaman kekeringan di lapangan, setiap lubang berisi 1 tanaman. Waktu tanam dilakukan pada sore hari agar tidak layu terkena sinar matahari yang terik. Pada awal pertumbuhan bila turun hujan sebaiknya diberikan naungan sementara dari pelepah pisang dan disiram setiap pagi selama 4-5 hari.

PEMELIHARAAN
a.      Penyiraman
Pada awal pertumbuhan tanaman yang masih muda perlu disiram bila tidak turun hujan, ini berlaku pada daerah yang tersedia sumber air yang dekat dengan lokasi penanaman. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari.

b.      Penyulaman
Penyulaman segera dilakukan bila terdapat tanaman yang mati, dengan bibit yang sudah disiapkan. Seandainya bibit yang mati disebabkan oleh penyakit segera dicabut dan dibakar agar tidak menular pada tanaman yang lain.
c.       Mulch/Penutup Tanah
Penanaman pada musim kemarau dianjurkan menggunakan mulching. Penggunaannya jangan terlalu rapat dengan batang agar sinar matahari bisa langsung kena akar. Pemberian mulching berguna untuk:
-          Tanah tetap lembab  dan gembur;
-          Mengurangi penguapan air dan menjaga kekeringannya;
-          Menekan pertumbuhan gulma;
-          Menghindari percikan air tanah ke daun dan ke buah.
d.      Pemangkasan
Pemangkasan perlu dilakukan terhadap sebagian cabang yang keluar dari ketiak daun untuk mengurangi kelembaban karena rimbunnya pohon. Pemangkasan cabang atau tunas air harus dilakukan segera, jangan terlambat agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu. Pemangkasan juga dilakukan terhadap buah, setiap tandang dibiarkan 6-8 buah selebihnya dibuang. Buah yang terlalu banyak menyebabkan pembentukannya tidak maksimal buah menjadi kecil-kecil dan berkualitas rendah.
e.       Penyiangan
Penyiangan segera dilakukan bila gulma mulai tumbuh. Pada saat penyiangan perlu dilakukan pula pendangiran dan pembubuhan batang agar tidk rebah serta pemetikan daun-daun yang sudah tua untuk mengurangi kelembaban.
f.       Pemupukan
Untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu dilakukan dengan pupuk anorganik (Urea, SP36, dan KCl). Untuk 10 m2 diberikan pupuk urea 500 gram, SP36 350 gram dan KCl 300 gram. Pupuk diberikan 3 kali dengan dosis sebagai berikut:
 
Dosis pupuk susulan untuk tanaman tomat 

 
Cara pemupukan pada susulan I adalah dibenam melingkar sekeliling batang, sejauh 8 cm, dalam 2 cm dan ditutup. Susulan II dan III dengan cara ditugal di samping tanaman sedalam 10 cm, jarak 8 cm dari batang dan ditutup.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
Tanaman tomat adalah tanaman yang sangat peka terhadap serangan hama dan penyakit. Beberapa hama dan penyakit penting pada tanaman tomat adalah:
v  Hama Ulat Buah (Heliothis sp.). Hama ini meletakkan telurnya di bawah helai daun dan setelah menetas, ulatnya akan menyerang buah yang terlindung dan saling dempet. Hama ini sangat cocok pada kondisi lingkungan yang lembab. Pengendalian dengan menggunakan insektisida kontak seperti Decis, Lennit dan insektisida lain sesuai dosis anjuran.
v  Hama Kutu Pucuk (Aphies). Menyerang dan muda khususnya pada musim kemarau saat udara kering dan bersuhu tinggi. Bagian daun yang diserang akan mengeriting dan mengkerut. Kutu ini mengeluarkan cairan manis sehingga mendatangkan semut dan jamur yang berwarna hitam atau jamur jelaga sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman dan dapat menyebabkan kematian pada tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan insektisida Tamaron 200 LC, Hostation 40 EC, Sumithon 50 RC, dan insektisida lain sesuai dosis anjuran.
v  Hama Thrips (Gurem). Hama ini berupa serangga yang berukuran kecil 1-2 cm serangga ini bertelur di bawah daun dan setelah menetas akan menyerang bagian tanaman khususnya daun muda dan pucuk tanaman dengan menghisap cairan sel. Daun yang terserang memperlihatkan gejala bercak warna putih dan akhirnya kering. Serangan yang hebat dapat menyebabkan tanaman kerdil, merana dan sulit disembuhkan. Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida Tokuthion 500 EC, Sevin 5 D, Orthine 75 SP dan insektisida lain sesuai dosis anjuran.
v  Nematode. Organisme berupa cacing yang sangat kecil, hidup pada lapisan tanah paling atas. Nematode menyerang jaringan akar sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Serangan yang berat tanaman layu dan mati. Pengendaliannya pada tanah yang sering memperlihatkan gejala serangan nematode, maka sebelum tanam sebaiknya bedengan perlu ditaburi insektisida Furadan 3 G atau Curater 3 G dengan dosis 17 gram/10 m2
v  Penyakit Damping Off. Menyerang bibit di persemaian dengan gejala pembusukan pada leher akar, tanaman layu dan mati. Penyebabnya adalah cendawan Phytium sp. Pengendaliannya adalah penggunaan media persemaian yang steril, dapat pula dilakukan perlakuan dengan cara menyiram media persemaian dengan air mendidih sebelum digunakan. Bila sudah ada gejala serangan di persemaian dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP konsentrasi 2 grm/liter air, atau Dithane M 45 dengan dosis sesuai anjuran.
v  Penyakit Layu. Tanaman akan terlihat layu, menguning dan kerdil. Bila batang tanaman dipotong akan terlihat warna coklat dan kalau dipijat keluar lendir berwarna putih. Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas sollanacearum. Pengendalian dengan penyemprotan menggunakan bakterisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5-1 cc/l air. Bila gejala seperti di atas tetapi bila dipijit tidak mengeluarkan lendir, maka penyebabnya adalah cendawan Fucarium oxyoarum. Pengendalian dengan menggunakan Dithane M 45 dengan dosis sesuai anjuran.
v  Penyakit Lanas. Penyebabnya adalah cendawan Phytopthora infestans, yang menyerang tanaman segala umur. Gejala serangan adanya bercak-bercak pada daun berwarna coklat, bila menyerang batang tanaman akan layu dan mati. Pengendaliannya adalah pergiliran tanaman jenis lain, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Untuk pencegahan tanaman disemprot dengan fungisida Antracol 75 WP, Dithane M 45, dan fungisida lain sesuai dosis anjuran.

PANEN
Tanaman sudah mulai dipanen pada umur 3 bulan sejak penyebaran benih. Panen dilakukan secara bertahap tergantung tingkat kemasakan buah. Untuk pemasaran yang jauh sebaiknya buah tomat dipanen jangan dalam keadaan sangat matang karena akan rusak pada saat pengangkutan. Tanaman dengan pemeliharaan yang intensif dapat menghasilkan buah sebanyak 25 ton/Ha.

0 Komentar: