PENDAHULUAN
Cabe/cabai atau lombok berasal dari benua Amerika kemudian diperkenalkan oleh Christopher Columbus di Eropa pada tahun 1492, kemudian menyebar ke Asia oleh bangsa Portugis. Dalam bahasa Inggris disebut Hot Paper. Selain untuk keperluan bumbu dapur, cabe merupakan bahan baku dalam industri makanan dan minuman untuk menggantikan fungsi lada dan sekaligus untuk memancing selera makan konsumen. Adanya kandungan minyak asiri yaitu capsicol menyebabkan cabai diperlukan pula dalam industri obat-obatan. Cabe dikenal dalam 2 jenis yakni cabe besar dan cabe kecil. Cabe besar tidak begitu pedas bila dibandingkan dengan cabe kecil, beberapa varietas unggul yakni; Paprika, Tamper, Solok, dan Bengkulu. Cabe kecil yakni cabe rawit yang rasanya sangat pedas dan cabe cengek ukurannya lebih besar dari cabe rawit dan rasanya tidak sepedas cabe rawit.
SYARAT TUMBUH
- Cocok di dataran rendah dan dataran tinggi s/d 1.400 m dpl;
- Tanah yang banyak mengandung humus dan gembur;
- Menghendaki banyak sinar matahari;
- Keasaman tanah (pH) 5.5-6,8;
- Suhu optimum 24o-28o C;
- Curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun.
PEMBIBITAN
1. Syarat Benih
Untuk penanaman cabe diperlukan benih yang memenuhi syarat seperti: berasal dari tanaman induk yang sehat dan murni, bebas hama penyakit. Benih yang diperoleh dari toko terlebih dahulu diuji daya tumbuhnya dan minimal 75%.
2. Penyemaian
Media untuk persemaian berupa campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 2 : 1. Untuk campuran 2 ember tanah dan 1 ember pupuk kandang perlu diberikan 100 gram insektisida karbofuran (furadan, Curater atau Petrofur) untuk mencegah serangan nematode dan diberi pula 100 gram SP 36.
Bibit disemai pada persemaian dengan cara garitan atau disebar merata di persemaian, setelah benih tumbuh dipindahkan ke koker pada umur 7-10 hari. Selama di persemaian atau koker bibit perlu disiram dengan teratur agar tumbuh dengan baik, selain itu perlu disemprot dengan insektisida atau fungisida sesuai jenis dan dosis anjuran untuk menghindari serangan hama penyakit.
PENANAMAN
1. Persiapan Lahan
Lahan untuk pertanaman dibersihkan dan diolah dengan baik, dicangkul sedalam 20-30 cm, kemudian dibuatkan bedeng dengan lebar 110-120 cm, tinggi 30 cm, dan lebar parit 50 cm. Panjang bedeng 10-12 m atau disesuaikan dengan ukuran lahan. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, maka pada pembuatan bedeng diberikan pupuk kandang atau kompos dan pupuk pabrik dengan dosis 20 kg pupuk kandang atau kompos serta 150 gr Urea + 120 gram SP 36 + 100 gram KCl untuk bedeng seluas 10 m2. Untuk lahan yang tidak menggunakan bedeng pemberian pupuk dilakukan dengan memasukan ke dalam lubang tanam dengan dosis 1 kg pupuk kandang dicampur dengan pupuk Urea + SP36 + KCl masing-masing 5 gram (1/2 sendok makan). Jarak tanam 50 x 50 cm atau 60 x 70 cm (jarak tanam cabe kecil lebih lebar dari cabe besar).
2. Penanaman
Setelah bibit di koker berumur 1-1,5 bulan siap ditanam di kebun. Dipilih bibit yang sehat dan tumbuh normal, koker dibuka dengan hati-hati dan bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan. Bibit dibenam sampai pada leher akar, jangan ditanam terlalu dalam. Pada tempat yang lebih maju bedeng ditutup dengan mulsa plastik perak/hitam yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah dan menghindari tumbuhnya gulma.
PEMELIHARAAN
1. Penyulaman
Bibit tanaman yang mati di kebun segera diganti dengan bibit lain yang tersedia. Penyulaman dilakukan pada minggu pertama dan kedua setelah penanaman, lebih dari itu penyulaman tidak dianjurkan karena akan terjadi perbedaan pertumbuhan yang menyolok dengan tanaman pertama.
2. Penyiangan
Penyiangan segera dilakukan bila gulma mulai tumbuh, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi persaingan dengan tanaman cabe dalam memperoleh unsur hara dari dalam tanah. Pada saat penyiangan dilakukan pembubuhan batang untuk menutup akar yang tersembul karena terkikis air hujan.
3. Perempalan
Agar tumbuh dengan optimal dan berproduksi banyak, maka tunas yang tumbuh di ketiak daun perlu dihilangkan/dirempal. Perempalan dilakukan 2-3 kali sampai tanaman mulai muncul bunga. Perempalan juga perlu dilakukan terhadap daun-daun tua yang berada di bawah cabang utama.
4. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan pada umur tanaman 35 hari setelah tanam dengan pupuk Urea, TSP dan KCl dengan dosis masing-masing 5 gram/tanaman dengan cara membenamkan sedalam 10 cm dan sejauh 15 cm di samping tanaman. Pupuk harus ditutup agar tidak menguap ke udara.
5. Pemasangan Ajir
Untuk menopang pertumbuhan tanaman perlu dipasang ajir. Ajir harus dipasang 1 bulan setelah tanam. Ajir dipasang di samping tajuk tanaman terluar agar tidak merusak akar. Ajir dapat dipasang dengan cara miring maupun tegak.
HAMA PENYAKIT
Jenis Hama
|
Ciri-ciri
|
Gejala
Serangan
|
Pemberantasan
|
Gangsir (Brachy-trypes
potentosus Lincht.).
|
Serangga yang
tinggal di dalam tanah (90 cm).
|
Tanaman mati
karena akarnya digigit dan serangan pada malam hari.
|
Jangan menanam
bibit terlalu muda dan dapat dilakukan penyiraman insektisida (Thio- dan
konsentrasi 3 ml/l) pada liang gangsir.
|
Ulat tanah (Agrotis
ipsilon Hufn)
|
Ulat berwarna
coklat gelap dengan ciri alur di kedua sisi tubuhnya yang hidup di dalam
tanah.
|
Seperti pada
gangsir
|
Disemprot dengan
insektisida, pemidahan jangan terlalu dini dan dibuat umpan racun.
|
Kutu thrips (Thrips
parvispinus Kary.)
|
Kutu yang berada
di daun bersifat polifag.
|
Adanya
bercak-bercak keperakan dan daun menjadi keriting.
|
Dilakukan
pergiliran tanaman dan penyemprotan insektisida (perfekthion 400 EC dengan
konsentrasi 1,5-2,0 ml/l)
|
Ulat grayak (Spodoptera
litura F.)
|
Ulat yang hidup
bergerombol dan berwarna macam-macam dan ada bentuk bulan sabit berwarna
hitam di ruas perutnya yang dibatasi garis kuning di pinggirnya.
|
Daun cabai
merangas dan berlubang-lubang.
|
Pembersihan
gulma, musuh alami (Telenomus spodopterae) dan penyemprotan insektisida
(Decis 2,5 EC, dengan konsentrasi 1,5-1,0 ml/l.)
|
Lalat buah (Dacus
dorsalis Hend)
|
Serangga terbang
yang menyerang buah untuk bertelur
|
Buah busuk dan
keluar belatung.
|
Pembersihan dan
pemasangan perangkap umpan bakteri serta penyemprotan insektisida
(Hos-tathion 40 EC konsentrasi 1,0-1,5 ml/l + Perekat agristick 0,25-1,5
ml/l.
|
Ulat buah (Helicoverpa
spp. HSN.
|
Ulat pemakan
buah masak
|
Buah berlubang
dan membusuk
|
Pembersihan
secara manual dan insektisida (Decis 2,5 EC 0,75-1 ml/l atau Hostathion 40 EC
1,75 ml/l pada malam hari + perekat Agristick 0,5 ml/l.
|
Kutu
Persik/aphid hijau (Myzus persicae Sulz)
|
Kutu yang
berwarna hijau yang menyerang daun
|
Daun menggulung
keriting dan klorosis (menguning) dan jatuh
|
Secara manual
biologis dengan larva Didea fasciata, Apidis sp., dan kumbang macan
serta dengan insektisida (Thiodan 35 EC 0,5-2,9 ml/l)
|
Tungau/mites (Polyphagotarsone
mus latus Bank)
|
Warna kemerahan
yang menyerang daun
|
Ditandai dengan
warna kecoklatan pada daun-daun dan daun terpelintir, menebal dan ujung
tanaman mati.
|
Secara manual
dibersihkan dengan insektisida (Agrimec 0,75-1,5 ml/l dan Mitac 200 EC
1,0-1,5 ml/l)
|
Nematode puru
akar (Meloidogyne incognita kof et Wn)
|
Semacam cacing
yang berukuran sangat kecil dan menyerang akar.
|
Daun menguning,
pertumbuhan terhambat, layu dan ujung tanaman mati
|
Sterilisasi
semai (dengan furadan, currater, indofuran, dan petrofur), pembersihan gulma,
pencabutan tanaman yang terserang dan rotasi tanaman.
|
Jenis Penyakit
|
Ciri-ciri
|
Gejala
Serangan
|
Pemberantasan
|
Rebah semai
|
Penyebab
cendawan Pythium debarianum Hesse. Dan Rhizoctonia soloni Kuhn.
Hidup di tanah masam.
|
Bibit tidak
berkecambah kemudian mati
|
Benih direndam
dalam furadan, sterilisasi media semai dengan bassamid G. dan penyemprotan
fungisida (Vitigram Blue 0,5-1,0 g/l diselingi Previour N 1.0-1,5 ml/l)
|
Layu fusarium (Fusarium
oxysporium f.sp. cap.sici schlecht.)
|
Cendawan yang
hidup di tanah masam.
|
Pemucatan tulang
daun di sebelah atas, tangkai menunduk
|
Pengapuran,
pengaturan pengairan, pencelupan biji pada fungisida (derosal) dan pergiliran
tanaman.
|
Layu bakteri (Pseudomonas
solanacearum [E.f] Sm.)
|
Cendawan yang
hidup di dalam jaringan batang
|
Sama dengan di
atas
|
Bedengan selalu
kering, pencelupan bibit ke larutan bakterisida (Agrimycin 1,2 g/l atau
Agrept 2 g/l)
|
Antraknosa/patek
|
Cendawan yang
hidup di dalam biji cabai
|
Adanya bercak
kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak
|
Menanam benih
bebas pathogen, cabai yang diserang diambil dan dimusnahkan, dan pemberian
fungisida (derosal) 60 WP dicampur dengan Dithane M 45 1 : 5 2,5 g/l
|
Busuk
phytopthora (phytophthora capsici Leonian)
|
Cendawan yang
hidup di batang tanaman
|
Busuk batang
cokelat kehitaman
|
Secara manual,
dan kimiawi dengan fungisida dan sanitasi lingkungan.
|
Bercak daun (Cer
cospora capsici heald et Walf)
|
Cendawan yang
hidup di daun
|
Bercak bulat
kecil kebasah-basahan dapat meluas 0,5 cm
|
Daun yang
terserang dibersihkan dan penyemprotan fungisida tembaga (Vitigran Blue -5 10
g/l) atau fungisida sistemik (Previour N 5-10 ml/l)
|
Busuk
kuncup/teklik
|
Cendawan jenis Choanephora
cucurbitarium Berk et Rav. Thaxt
|
Bunga, tangkai
bunga, dan ranting akan berwarna coklat kehitaman
|
Sterilisasi
media semai, pengaturan aerasi, dan penyemprotan fungisida (Dithane M 45 dan
Vitigran Blue 2,5 g/l.
|
Bercak bakteri
|
Bakteri jenis Xanthomonas
campestris pv. Vesi catoria (Doidge) Dows. Menyerang pada musim hujan.
|
Daun, buah dan
batang tanaman yang terserang bercak kecil kebasah-basahan (daun) dan gugur.
Buah yang terserang terdapat bercak putih.
|
Jarak tanam
tidak terlalu terlalu rapat, daun yang terserang dipetik dan dibakar dan
penyemprotan fungisida tembaga (Vitigran Blue 2,5-3,0 g/l)
|
Penyakit tepung
(Oidiipsis sicula Scal.)
|
Cendawan yang
hidup pada musim kemarau mendekati musim hujan dan ada di daun
|
Daun ada bercak
nekrotik pada permukaannya, kemudian menguning terlihat bercak nekrotik yang
ditutupi oleh gumpalan cendawan putih kelabu seperti tepung.
|
Daun yang
terserang dipetik dan dibakar dan disemprot dengan fungisida (Viti-gran Blue
2,5-3,0 g/l)
|
Penyakit virus
|
Virus yang
menyerang tanaman dan menyebabkan tanaman tidak berbuah
|
Daun mengeriting
terlihat belang-belang kuning seperti mozaik dan kerdil
|
Jangan merokok
di dekat tanaman karena virus tembakau dapat menyebar, pembersihan gulma,
mencabut dan membakar tanaman yang terkena virus dan penyemprotan
insektisida.
|
PANEN
Tanaman cabe sudah mulai dipanen pada umur 85-95 hari setelah tanam, tergantung varietasnya. Buah cabe dipanen setelah memiliki bobot maksimal, bentuk padat dan harus dipanen dengan menyertakan tangkainya agar tidak mudah busuk. Pemanenan biasanya dilakukan sekaligus antara cabe yang masak penuh dan 80-90% masak. Panen dilakukan 2-3 hari sekali dan dilakukan pada pagi hari dalam keadaan bobot buah dalam keadaan optimal sebagai hasil penimbunan zat-zat makanan pada malam harinya dan belum banyak mengalami penguapan. Masa panen dapat berlangsung 2-3 bulan. Tanaman yang dipelihara dengan intensif dapat mencapai produksi sekitar 3 ton/Ha.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1989. Gema Penyuluhan No. 38/NAEP/1989. Badan Diklat dan Penyuluhan Pertanian Deptan, Jakarta.
Anonim. 2003. Kumpulan Buku Tanaman Pangan, Tanaman Sayuran, Tanaman Buah, Tanaman Kebun, dan Tanaman Obat. Bagian Proyek Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Pusat Badan SDM Departemen Pertanian, Jakarta;
0 Komentar: