Sanitasi Dan Pengolahan Limbah Pabrik Susu [4]


SANITASI PADA PENERIMAAN SUSU

Sanitasi awal dilakukan pada saat penerimaan susu melalui truk tanki pengirim sus. Sanitasi truk tangki pengumpul susu dilakukan dengan cara menyiram lubang kran penghubung tangki dengan pipa pabrik dengan menggunakan air panas. Sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu untuk memastikan susu dalam keadaan baik. Keseluruhan peralatan yang digunakan untuk mengambil susu seperti kaleng pengukur volume dan pengambil sampel juga dibersihkan dengan menggunakan air panas.

SANITASI PADA STASIUN PENDINGINAN

Sanitasi yang dilakukan pada stasiun pendinginan berupa pembersihan pada seluruh pipa dan alat atau mesin yang ada dalam alur aliran pipa susu, pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan metode CIP (Clean in Place).

Unit Pendingin Cepat Susu (Chilling Unit)
Sebagai tempat penerima susu biasanya di pusat pendinginan susu dilengkapi dengan fasilitas pendinginan cepat susu. Unit pendingin cepat susu pada dasarnya terdiri atas :
  • Tangki tuang susu (dumping tank) berfungsi untuk menerima susu yang datang dari para peternak atau kelompok peternak, baik dalam wadah milk can maupun transfer tank. Susu disaring dengan kain saring halus untuk menyaring benda-benda asing yang terikut kedalam susu.
  • Pompa Susu  berfungsi untuk mengalirkan susu ke unit pendingin.
  • Plate/Tubular cooler adalah alat yang memiliki sekat-sekat yang dialiri secara berlawanan arah antara media pendingin dengan susu sehingga suhu susu turun menjadi 4˚C. Pengurangan suhu susu dimaksudkan untuk melakukan pertukaran panas dengan air es yang berasal dari ice bank.
  • Storage tank / Cooling unit berfungsi sebagai tangki penyimpanan susu berpendingin.
  • Unit Ice bank berfungsi untuk membuat air dingin / es.
  • CIP (cleaning in place) tank .
Untuk saluran pipa serta alat dan mesin yang dilalui pipa pada stasiun pendinginan sanitasi dilakukan dengan menggunakan metode CIP (Clean in Place). Air panas dialirkan dari tangki air panas dan kemudian disalurkan melalui pipa dengan menggunakan pompa dan mengalir ke seluruh saluran yang dilalui pipa tersebut. Hal ini akan mengeluarkan semua sisa-sisa susu dan kotoran yang mungkin ada pada saluran pipa dan alat serta mesin yang dilalui pipa tersebut.

Aliran air panas ini diharapkan juga akan membunuh seluruh mikroorganisme yang ada dalam seluruh saluran yang dilalui pipa sehingga pada proses penerimaan susu selanjutnya diharapkan seluruh saluran telah steril dan siap digunakan. Dengan demikian tidak perlu dilakukan pembongkaran pipa sehingga akan menghemat waktu dan biaya. Namun metode ini menghendaki seluruh saluran harus dapat terhubung dalam jalur perjalanan air panas. Apabila saluran tidak terhubung, maka dapat menyebabkan konsleting dalam proses pembersihan.

Pendingin Susu (Packo Cooler)
Pencucian pendingin susu (Packo Cooler) dilakukan setiap selesai dipakai untuk  pendingin susu dan tidak ada susu didalamnya. Bagian-bagian pendingin susu (Packo Cooler) diurai dibilas dengan air bersih dan direndam dalam bak pencucian (washing bassin) yang berisi air tepol panas kemudian dicuci, disikat sampai bersih, bilas dan dikeringkan lalu disimpan pada tempatnya. Sedangkan pembersihan pendingin susu (packo cooler) yang dilakukan dengan pembilasan bagian dalam dan luar dengan air bersih, dengan cara masuk ke dalam pendingin, mencuci dinding bagian dalam, pengaduk, bagian penyangga pengaduk, penutup cooling, bagian luar dengan menggunakan tepol dan air panas hingga bersih dan kering.

SANITASI PADA STASIUN PENGEMASAN

Pra Proses
Sanitasi sebelum proses produksi dilakukan pada semua peralatan dan fasilitas antara lain pada mesin pengemas, pipa saluran, pompa dan cooling unit.

Khusus untuk tangki pendingin atau Cooling Unit sanitasi dilakukan setelah Cooling Unit kosong atau susu telah selesai diproses atau dikirimkan. Prosedur pembersihannya adalah sebagai berikut:

  1. Cooling Unit dibilas dengan air bersih.
  2. Cooling Unit dicuci dengan air panas yang telah diberi tepol dan disikat sampai bersih untuk membersihkan sisa bahan dan kotoran yang ada pada Cooling Unit dan mencegah kontaminasi mikroorganisme.
  3. Cooling Unit kemudian dibilas dengan air bersih.
  4. Cooling Unit dilap sampai kering dengan lap yang bersih.
Material cooling unit seluruhnya terbuat dari stainless steel sheet. Fungsi dari cooling unit ini antara lain: mendinginkan susu pada suhu 0°C sampai 1°C, mempertahankan suhu susu pada suhu tersebut, sebagai tempat penyimpanan sementara susu yang akan diproses atau dikirimkan, menurunkan suhu susu yang akan dikemas, menjaga keseimbangan suhu susu selama menunggu proses pengemasan, sebagai tempat pencampuran bahan tambahan pada susu.

Cooling unit adalah sebuah tabung yang terdiri atas dua lapisan yang membagi alat ini menjadi dua ruang. Ruang bagian dalam berisi susu yang akan disimpan sedangkan ruang bagian luar berisi udara yang digunakan untuk mendinginkan susu. Udara yang ada pada lapisan luar akan didinginkan dengan menggunakan kompresor sehingga akan menyerap kalor susu melalui tabung lapisan dalam. Hal ini akan membuat suhu susu turun, ketika suhu susu sudah turun pada 0°C sampai 1°C maka kompresor akan mati dan jika suhu susu naik maka kompresor akan berjalan lagi untuk menurunkan suhu susu. Alat ini dilengkapi dengan pengaduk yang digunakan untuk menghomogenkan susu yang ada dalam tabung.

Pasca Proses
Setelah proses produksi selesai seluruh bagian peralatan dan mesin dalam stasiun pengemasan di bersihkan dengan menggunakan air panas. Pembersihan ini termasuk pembersihan pada mesin pengemas, cooling unit, pipa dan pompa yang telah mengalami proses pengolahan ataupun akan berganti produk. Hal ini ditujukan agar tidak mengkontaminasi produk selanjutnya. Sanitasi yang dilakukan pada mesin pengemas adalah sebagai berikut :
  1. Bagian-bagian yang memungkinkan adanya kotoran dibersihkan dengan mengunakan larutan detergen, seperti pada tempat peletakan gelas kemasan. Hal ini dilakukan untuk membersihkan kotoran dan bahan yang tersisa di sela-sela alat agar kontaminasi dapat dihindari.
  2. Bagian-bagian tersebut kemudian dibilas dengan menggunakan air.
  3. Tangki penempatan dan saluran mengalirnya susu yang telah dipasteurisasi dibersihkan dengan air panas untuk menghindari adanya kontaminasi mikroorganisme.

SANITASI PABRIK SECARA UMUM

Sanitasi lantai
Sanitasi pada lantai pabrik dilakukan tiap hari setelah selesai melaksanakan proses produksi dengan cara mencucinya dengan menggunakan air detergen dan air panas. Sanitasi dapat pula dilakukan setiap saat ketika dinilai perlu untuk dilakukan misalnya ketika ada tumpahan susu yang ada pada lantai.

Sanitasi Gedung Produksi
Sanitasi ini dilakukan dengan cara membersihkan bagian luar gedung seperti pintu dan jendela dengan tujuan untuk membersihkan kotoran agar kontaminasi terhadap bahan selama proses dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini dilakukan setiap hari atau dinilai perlu untuk dilakukan pembersihan. Selain itu untuk meminimalisir adanya serangga seperti kecoak, lalat, dan nyamuk dilakukan pula proses foogging setiap 1 bulan sekali.

Pengolahan Limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu: limbah cair, limbah gas dan partikel, limbah padat. Limbah harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang jika mengandung pencemar yang mengakibatkan rusaknya lingkungan, atau paling tidak berpotensi menciptakan pencemaran.

Limbah yang dihasilkan oleh unit pengolahan susu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:

Limbah padat
Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara yang sedehana yaitu mendaur ulang, dijual ke pasar loak atau tukang rongsokan. Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Limbah padat ini berupa plastik dan karton sisa hasil proses pengemasan baik dari kerusakan gelas maupun kemasan susu.

Limbah cair
Limbah cair ini berupa:

  1. Limbah fresh milk berasal dari susu yang baru datang dari KUD yang uda bekerja sama dengan perusahaan. Melalui tumpahan saat berada di receptic tank ataupun saat pengolahan sebelum dilakukan mixing pada produk
  2. Limbah produk berasal dari produk yang sudah jadi namun ada masalah baik dari isi maupun kemasan. Biasanya isi yang diduga bermasalah dibuang lagi melalui lubang – lubang yang ada di proses pengolahan, sedangkan bungkusnya ditampung di tempat penampungan sementara. Limbah produk ini juga menyangkut semua bahan material yang terlibat saat pengolahan berlangsung
  3. Limbah bahan kimia berasal dari CIP dan aktivitas laboratorium yang dapat membahayakan apabila tidak dilakukan penanganan berkelanjutan pada limbah ini.
Limbah cair ini semuanya dialirkan menuju kolam oksidasi dengan menggunakan sistem bertingkat, artinya limbah mengalami proses penyaringan, pengendapan dan peresapan secara bertingkat sehingga dihasilkan keluaran limbah yang jernih karena partikel padatannya telah mengendap. Sebagian besar limbah cairnya berupa air maka konsentrasi limbah lainnya dapat diperkecil sehingga tidak membahayakan.

Dengan adanya ikan-ikan seperti lele di dalamnya mampu merombak unsur limbah tersebut sehingga ikan-ikan aktif di dasar kolam.  Selanjutnya ikan akan dipanen dan diganti lagi setelahnya. Limbah cair yang dihasilkan kemudian dialirkan ke sawah – sawah yang ada dibelakang perusahaan yang sudah menjadi hak milik perusahaan. Selain itu apabila air sungai dibelakang banjir, limbah cair ini akan dialirkan langsung menuju sungai. Secara tidak langsung proses dari pengolahan limbah ini diproses untuk mendapatkan manfaat lain seperti ikan dan hasil dari panen sawah yang berada di lingkungan perusahaan.

KESIMPULAN

Proses sanitasi mempunyai beberapa tahap yakni sanitasi yang dilakukan saat penerimaan susu, sanitasi pada stasiun pendingin (seluruh lubang pipa dan mesin menggunak metode CIP). Sanitasi pada Stasiun Pengemasan. Sanitasi pada lantai dilakukan setiap hari setelah produksi selesai, untuk sanitasi atap pabrik dilakukan tiap minggu sekali atau setiap dirasa perlu untuk dilakukan sanitasi.

Limbah yang dihasilkan meliputi limbah padat dan cair. Limbah padat dijual ke pengasok yang tiap sore mengambilnya sehingga bermanfaat hasil samping perusahaan, sedangkan limbah cair dialirkan dengan sistem bertingkat untuk dilakukan pemurnian sebelum dialirkan ke sawah atau sungai.

← Bagian Ketiga