Perluasan Lahan Pertanian Kedelai Jadi Agenda Kementan


Dalam upaya mencapai swasembada kedelai secara berkelanjutan yang diharapkan dapat terwujud pada tahun ini makan Kementerian Pertanian akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat untuk memperluas areal tanaman kedelai dengan target 340 ribu hektar yang tersebar di 15 provinsi dan juga di 115 kabupaten.
Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Kamis (3/7) kemarin mengatakan jika dalam kerjasama ini TNI AD diharapkan dapat melakukan pengawalan dan pendampingan bersama petugas teknis pertanian di lapangan hingga tanaman kedelai nantinya berhasil dipanen dengan baik.
Strategi lainnya yang akan diterapkan oleh Kementerian Pertanian untuk swasembada kedelai pada tahun ini adalah dengan peningkatan produktivitas, optimasi pengelolaan lahan serta penyempurnaan manajemen. Program Kementan yang serupa dan akan diimplementasikan secara nasional pada tahun ini antara lain melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) kedelai seluas 77.500 hektar dan juga Perluasan Areal Tanam (PAT) kedelai yang seluas 340.000 hektar.
Salah satu kendala yang dialami oleh industri kedelai dalam negeri yaitu lahan pertanian kedelai di Indonesia yang sangat sedikit sehingga produksi nasional menjadi rendah. Untuk itu perlu perluasan area pertanian kedelai agar dapat meningkatkan produksi kedelai nasional dan menghentikan ketergantungan terhadap kedelai impor.
Selama ini tanaman jagung dan kedelai saling terjadi perebutan lahan karena lahan yang dipakai untuk menanam jagung juga dipakai untuk menanam kedelai. Hal itu menyebabkan jika produksi kedelai naik maka produksi jagung akan turun dan jika produksi kedelai turun maka produksi jagung akan naik. Untuk itu perlu di buka lahan baru untuk pertanian kedelai sehingga tidak terjadi tarik ulur antara jagung dan kedelai.
Kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahun mencapai 1,9 juta ton biji kering, sedangkan kemampuan produksi nasional baru mencapai 843.100 ton atau mengalami defisit hingga mencapai 44,4 persen. Untuk memenuhi kekerungan dari total kebutuhan kedelai nasional tersebut pemerintah melakukan impor kedelai.
Selain itu terdapat kendala lainnya berupa harga kedelai yang rendah di pasaran sehingga membuat petani lebih memilih menanam jagung ketimbang kedelai. Namun Mentan menjelaskan jika harga kedelai pada saat ini telah dijamin oleh pemerintah sehingga para petani tidak perlu takut lagi menanam kedelai.
Sungguh sangat disayangkan jika Indonesia yang terkenal sebagai negara penghasil tahu dan tempe yang bahan baku utamanya berasal dari kedelai namun tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri sehingga harus dilakukan impor. Sudah saatnya berbagai pihak yang memiliki kepentingan untuk mendukung industri kedelai dalam negeri agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa harus melakukan impor.
Perlu komitmen yang kuat dari berbagai pihak agar industri ini dapat tumbuh dan berkembang melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada petani kedelai lokal. Pengembangan terhadap bibit kedelai unggul juga harus terus dilakukan agar dapat meningkatkan produktivitas kedelai lokal.



Sumber: BeritaDaerah.com

0 Komentar: