Klinik Hama Tanaman Jagung

Jagung (Ze Mays L)
 
Penggerek batang jagung merupakan salah satu hama utama pada tanaman jagung sehingga perlu diwaspadai. Kerugian akibat hama tersebut mencapai 20−80%. Besarnya kehilangan hasil dipengaruhi oleh padat populasi larva serta umur tanaman saat terserang.

GEJALA
:

Kerusakan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan tassel yang rusak. 

PENGENDALIAN 
:

  • Pemanfaatan musuh alami seperti : Parasitoid Trichogramma spp. Parasitoid
  • Penggunaan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos, triazofos, diklhrofos, dan karbofuran efektif untuk menekan serangan penggerek batang jagung.
  • Penanaman dengan teknik tumpang sari dengan tanaman Leguminose
GEJALA :
Pada lubang – lubang bekas gorokan hama ini terdapat kotoran – kotoran yang berasal dari hama tersebut, biasanya hama ini lebih dahulu menyerang pada tangkai bunga.

PENGENDALIAN 
:
  • Musuh alami yang digunakan sebagai pengendali hayati dan cukup efektif untuk mengendalikan penggerek tongkol adalah Parasit, Trichogramma spp yang merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) parasit pada larva muda. Cendwan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri, Bacillus thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV). Menginfeksi larva.
  • Penyemprotan insektisida Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan diteruskan (1-2) hari hingga rambut jagung berwarna coklat.
  • Pengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah
GEJALA :
Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.

PENGENDALIAN :
  • Pembakaran tanaman 
  • Pengolahan tanah yang intensif.
  • Mengumpulkan larva atau pupa dan bagian tanaman yang terserang kemudian memusnahkannya - Penggunaan perangkap feromonoid seks untuk ngengat sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang di tengah pertanaman sejak tanaman berumur 2 minggu. 
  • Pemanfaatan musuh alami seperti : patogen Sl-NPV (Spodoptera litura – Nuclear Polyhedrosis Virus), cendawan Cordisep, Aspergillus flavus, Beauveria bassina, Nomuarea rileyi, dan Metarhizium anisopliae, bakteri Bacillus thuringensis, nematoda Steinernema sp., predator Sycanus sp., Andrallus spinideus, Selonepnis geminada, parasitoid Apanteles sp., Telenomus spodopterae, Microplistis similis, dan Peribeae sp. 
  • Beberapa insektisida yang dianggap cukup efektif adalah monokrotofos, diazinon, khlorpirifos, triazofos, dikhlorovos, sianofenfos, dan karbaril apabila berdasarkan hasil pengamatan tanaman contoh, intensitas serangan mencapai lebih atau sama dengan 12,5 % per tanaman contoh.
GEJALA : 
Tanaman yang baru tumbuh menguning karena larva yang baru menetas melubangi batang, kemudian membuat terowongan hingga ke dasar batang sehingga tanaman menguning dan akhirnya mati. Jika tanaman mengalami recovery (proses penyembuhan), maka pertumbuhannya akan kerdil.

PENGENDALIAN :
  • Parasitoid yang memarasit telur adalah Trichogramma spp. dan parasit larva adalah Opius sp. dan Tetrastichus sp. Predator Clubiona japonicola yang merupakan predator imago.
  • Oleh karena aktivitas lalat bibit hanya selama satu sampai dua bulan pada musim hujan maka dengan mengubah waktu tanam, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi tanaman dengan tanaman bukan padi, tanam serempak serangan dapat dihindari.
  • Varietas Resisten, Galur-galur jagung QPM putih yang tahan terhadap lalat bibit adalah MSQ-P1(S1)-C1-11, MSQ-P1(S1)-C1-12, MSQ-P1(S1)-C1-44, MSQ-P1(S1)-C1-45, sementara galurgalur jagung QPM kuning yang tahan terhadap serangga hama ini adalah MSQ-K1(S1)-C1-16, MSQ-K1(S1)-C1-35, MSQ-K1(S1)-C1-50.
  • Pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan dengan perlakuan benih (seed dressing) yaitu thiodikarb dengan dosis 7,5-15 g b.a./kg benih atau karbofuran dengan dosis 6 g b.a./kg benih. Selanjutnya setelah tanaman berumur 5-7 hari, tanaman disemprot dengan karbosulfan dengan dosis 0,2 kg b.a./ha atau thiodikarb 0,75 kg b.a/ha. Penggunaan insektisida hanya dianjurkan di daerah endemik .
Hama belalang pada tanaman jagung merupakan hama migran dimana tingkat kerusakannya tergantung pada jumlah populasinya dan tipe tanaman yang diserang

GEJALA :
Hama ini menyerang terutama pada bagian daun, daun terlihat rusak karena serangan dari belalang tersebut, jika populasinya banyak dan belalang sedang dalam keadaan kelaparan, hama ini bisa menghabiskan sekaligus dengan tulang – tulang daunnya.

PENGENDALIAN :
  • Penggunaan insektisida 
Kutu daun menyerang pertanaman jagung terutama pada bagian pucuk daun yang masih muda. Hama ini menyerang mulai dari awal pertanaman. Hama ini ditemukan sangat banyak di pertanaman.

GEJALA :
Warna dan bentuk daun tidak normal yang pada akhirnya tanaman mengering dikarenakan kutu daun mengisap cairan daun dan batang, Kutu daun ini menghasilkan honeydew yang dikeluarkan melalui sersinya, sehingga membentuk embun jelaga berwarna hitam yang menutupi daun sehingga menghalangi proses fotosintesis.

PENGENDALIAN :
  • Musuh alami yang menyerang kutu daun tersebut antara lain larva Syrphidae dan Coccinellidae predator.
  • Penggunaan insektisida
GEJALA :
Tikus biasanya menyerang tanaman jagung pada fase generatif atau fase pengisian tongkol. Tongkol yang sedang matang susu dimakan oleh tikus sehingga tongkol menjadi rusak. Umumnya tikus makan biji pada tongkol mulai dari ujung tongkol sampai pertengahan tongkol.

PENGENDALIAN :
  • Pemberian perangkap tikus jika populasinya belum banyak
  • Melakukan fumigasi (penyemprotan dengan racun tikus) 
  • Menggunakan Rodentisida, namun sebaiknya digunakan jika populasi tikus sangat tinggi
*) Jika anda mengetahui hama tanaman jagung yang belum kami sebutkan, silahkan tambahkan pada kolom komentar dibawah.   

0 Komentar: