Perawatan paprika lahan terbuka



Setelah bibit paprika ditanam di lahan, tindakan berikutnya adalah melakukan perawatan secara rutin yang terdiri dari penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.

- Penyiraman

Tindakan yang dilakukan setelah penanaman adalah penyiraman, penyiraman dilakukan 2 kali seminggu, pada panyiraman pertama, hanya dilakukan pada parit dengan kadar 2-5 liter, penyiraman kedua dilakukan dengan mencampurkan pupuk pada air, volume air siraman yang ke 2 cukup 2-3 liter per tanaman, cara penyiraman dilakukan dengan menyiramkan pada setiap lubang tanaman.

- Pemupukan

campuran pupuk yang biasanya diberikan pada paprika ini adalah campuran NPK dan Urea dengan perbandingan 3:1 yang artinya 3 bagian dari pupuk NPK dan 1 dari Urea, campuran pupuk tersebut kemudian diambil sekitar 250 gram (atau sama dengan gelas air mineral volume 250 cc), kemudian pupuk ini dimasukkan kedalam timba yang sudah berisikan air sekitar 10-15 liter.
Selanjutnya, pupuk oplosan tersebut diaduk hingga benar-benar terlarut, setelah itu pupuk baru bias diberikan pada tanaman, satu tanaman paprika cukup diberi larutan pupuk sebanyak 250 cc saja, pemberian pupuk ini sudah dilakukan sejak tanaman paprika berumur 1 minggu dan dilakukan setiap 1 minggu sekali sampai setelah panen.

PERLU PENAMBAHAN PUPUK BAKTERI

Selain memberikan pupuk tiap seminggu sekali, kita juga dianjurkan untuk memberikan pupuk cair organic seperti Super ACI, M-BIO, Bioton, dll. Pupuk cair ini awalnya dilarutkan dalam air dosis 10 cc per liter air.
Masing-masing tanaman diberikan formula tersebut sebanyak 250 cc, pemberian pupuk organic cair ini dilakukan 3 kali saja, dengan interval tiap bulan sekali.



- Pengendalian hama dan penyakit

Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada tanaman paprika diantaranya : thrip, aphid sp, belalang, kepik, ulat grayak, tungau. Sedangkan untuk penyakit yang perlu diwaspadai meliputi : keriting daun, bercak daun, busuk daun, layu permanen, dll.
Thrips dapat menyebabkan daun-daun paprika menjadi kriting, hal ini dapat dimaklumi karena saat menyerang daun paprika, thrips menularkan virus mosaic lewat lubang bekas tusukannya tersebut. Virus mosaic menyerang sel-sel daun sehingga daun paprika menjadi kriting, Aphid juga menyebabkan daun paprika menjadi pucat karena cairan dauh dihisap olehnya.

Tungau menyerang dengan cara menghisap cairan pada pucuk-pucuk daun yang menyebabkan pucuk-pucuk daun “terbakar”, ulat grayak dan belalang menyerang dengan memakan daun-daun paprika, serangan pada organ tanaman terutama daun berdampak buruk pada tanaman karena akan menghambat proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman tersebut.

Sebenarnya banyak petani yang menggunakan oplosan berbagai macam insektisida untuk menanggulanginya, namun cara itu sangat berdampak pada residu yang di terima, karenanya setelah kunjungan ke petani paprika (april 2011), kami mencoba mendiskusikan dengan dosen bagaimana cara penanggulangan hama yang tidak berpengaruh buruk pada lingkungan.

Hasil konsultasi yang kami dapatkan adalah dengan menggunakan insektisida organic yang berbahan dasar bawang putih, cabe rawit, dan daun paitan, seluruh bahan tersebut dihaluskan dan ampasnya disaring dengan air sehingga menghasilkan ekstraksi yang dinamakan pestisida organic, pestisida organic tersebut dicampur air dengan perbandingan 4:1, kemudian disemprotkan ke tanaman pada pagi atau sore hari dengan interval 4 kali perminggu.

0 Komentar: