Budidaya Kubis (Brassica oleracea)


 

PENDAHULUAN

Tanaman kubis (Brassica oleracea) atau biasa disebut kol adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh lapisan masyarakat di pedesaan maupun pada restaurant terkenal. Tanaman kubis merupakan sumber vitamin A, B, dan C.

Tanaman kubis banyak sekali jenisnya. Beberapa jenis yang banyak dan sering diusahakan adalah:

-  Kubis Krop (telur), atau dikenal dengan kubis putih, daunnya dapat membentuk krop (menutup satu sama lain), hingga warnanya putih. Varietas yang popular seperti; hybrid KK-cross, KY-cross, Copenhagen market, granat, dll;

Kubis Daun, jenis ini bakal bunganya mengembang membentuk telur berbentuk kerucut. Hanya cocok tumbuh di dataran tinggi;

-  Kubis Tunas, kubis ini dapat juga membentuk krop, tunas sampingnya tumbuh dan membentuk krop kecil-kecil.

SYARAT TUMBUH

-  Cocok ditanam di dataran tinggi, namun saat ini banyak varietas yang dapat ditanam di dataran rendah;

-  Tanah gembur, sarang, banyak mengandung humus;

-  pH tanah 6-7

-  suhu optimal relatif rendah dan lembab.

 

CARA TANAM

1.      Persemaian

·    Kubis sebaiknya ditanam di persemaian pada tempat yang telah disiapkan;

·   Tanah persemaian diberi pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 dan diberi atap agar tidak terkena curah hujan dan sinar matahari langsung;

·   Biji kubis ditaburi di persemaian secara merata atau diatur dalam barisan dengan jarak antara barisan 10 cm, dan setelah satu minggu bibit dipindahkan ke koker. Untuk kebun seluas 1 Ha diperlukan 300-400 gram benih/biji kubis;

·    Persemaian harus selalu lembab tetapi jangan terlalu basah karena akan mudah terserang cendawan busuk akar (Rhizoctania dan Pythium sp.);

·    Setelah tanaman berumur 4-5 minggu (berdaun 4-5 helai), bibit siap untuk ditanam di kebun.

2.      Pengolahan Tanah

·    Lahan kebun disiapkan 2-3 minggu sebelum tanam dengan cara dicangkul sedalam 20-30 cm dan dibersihkan dari rerumputan dan sisa tanaman. Setelah diolah lahan dibiarkan mendapat sinar matahari selama 7-10 hari;

·   Dibuat bedeng dengan ukuran lebar 100 cm, tinggi bedeng 20 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran kebun. Antara bedeng dibuatkan saluran drainase dengan lebar 30 cm;

·    Pada saat pembuatan bedeng diberikan pupuk kandang atau kompos dengan dosis 15-20 ton/Ha atau 15-20 kg untuk bedeng seluas 10 m2;

·     Pemberian pupuk dapat pula dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam lubang tanam dengan dosis ½ s/d 1 kg/tanaman.

3.      Penanaman

·    Penanaman dilakukan pada sore hari untuk menghindari sinar matahari terik pada saat bibit baru ditanam;

·     Bibit dimasukkan ke dalam tanah sampai dengan leher akar, jarak tanam 50 x 50 cm atau 50 x 60 cm atau 60 x 60 cm;

·    Pada saat tanam diberikan pupuk Urea, SP 36 dan KCl dengan dosis 100 kg, 150 kg dan 100 kg per hektar atau untuk ukuran bedeng seluas 10 m2 diberikan 100 gram Urea, 150 gram SP 36 dan 100 gram KCl, cara pemberian dengan menugal 5 cm di samping tanaman;

·    Pada keadaan tidak turun hujan maka tanaman muda perlu disiram setiap hari selama 3-4 hari. Dapat pula diberikan naungan sementara berupa pelepah pisang selama 3-4 hari pada setiap tanaman untuk menghindari kekeringan.

4.      Pemeliharaan

·     Penyulaman segera dilaksanakan bila ada bibit yang mati agar pertanamannya seragam;

·    Pada umur 2 minggu dapat dilakukan penyiangan dangkal untuk membersihkan rerumputan dan menggemburkan tanah sekaligus membumbun tanaman;

·    Pupuk susulan diberikan pada umur tanaman satu bulan berupa pupuk Urea 100 kg/Ha atau 100 gram/m2.

 

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

1.      Hama

·         Ulat Kubis, Plutella maculipennis. Ulat ini memakan bagian daging daun (epidermis) sebelah bawah yang masih muda, terutama pucuk-pucuk daun, sehingga tinggal urat-urat daun. Bila belum terlambat dapat diberantas dengan menggunakan insektisida sesuai jenis dan dosis anjuran;

·         Ulat Krop, Crocidolomia binotalis. Sering menyerang daun yang masih muda terutama kropnya. Bila ulat sempat masuk ke dalam krop akan sulit dinerantas. Pemberantasan atau pencegahan dapat dilakukan dengan insektisida sistemik seperti Tamaron dan insektisida sesuai dosis anjuran. Penggunaan insektisida pada tanaman kubis dilakukan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum tanaman dipanen, bila tidak akan membahayakan konsumen.

2.      Penyakit

·         Penyakit Busuk Hitam, penyebabnya adalah bakteri Xanthomonas campestri yang ditandai dengan warna kuning pada daun berbentuk V. Penyakit busuk ini juga ada yang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovarus yakni penyakit busuk lunak yang ditandai dengan pembusukan yang sekonyong-konyong pada krop dan batang kubis. Kedua penyakit ini belum dapat diberantas, pencegahannya ialah dengan menanam varietas tahan;

·         Penyakit Busuk Akar, penyebabnya cendawan Rhizoctonia. Sering menyerang tanaman muda di persemaian dengan gejala tanaman layu (akar dan leher akar busuk). Bila belum terlambat dapat diberantas dengan menggunakan fungisida seperti Dithane M 45 atau jenis lain dengan dosis sesuai anjuran.

 

PANEN

Tanaman kubis sudah dapat dipanen bila kropnya sudah besar dan penuh padat yakni pada umur tanaman 3-4 bulan (tergantung varietasnya). Pemungutan hasil yang terlambat dapat menyebabkan kropnya pecah sehingga mengurangi kualitasnya.

Tanaman yang dipelihara dengan baik dan intensif dapat menghasilkan 30-40 ton krop bersih untuk setiap hektar.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989.Gema Penyuluhan No. 38/NAEP/1989. Badan Diklat dan Penyuluhan Pertanian Deptan, Jakarta.

0 Komentar: